Karyawan menggantungkan kebutuhan hidup dengan gaji yang diterima setiap bulan. Itulah kenapa saat mendapatkan kenaikan gaji perlu bagi Anda untuk mengetahui cara menghitung persentase kenaikan gaji.
Fungsi menghitung persentase kenaikan gaji untuk membantu dalam membandingkan kenaikan gaji pada faktor lain seperti inflasi. Mempelajari cara penghitungan persentase kenaikan gaji juga bisa menjadi perbandingan akan gaji yang diterima dengan orang lain di bidang yang sama.
Setidaknya mengetahui cara mudah menghitung persentase gaji ini akan membantu memperinci apakah tingkat kenaikan gaji sesuai dengan pekerjaan yang diterima. Pengelolaan alokasi uang juga bisa lebih jelas.
Baca Juga: Masih Bingung, THR Berapa Kali Gaji? Yuk Simak Infonya Disini
4 Cara Menghitung persentase Kenaikan Gaji
Meski perusahaan ada yang menyediakan langsung angka jelas berapa persen kenaikan gaji namun apa salahnya mempelajari cara penghitungannya sendiri. Siapa tahu ada kesalahan perusahaan yang tidak disengaja pada gaji Anda.
- Gaji Baru Dikurangangi Gaji Lama
Sebagai contoh gaji Anda setiap tahunnya di angka Rp 45.000.000 selanjutnya Anda mendapatkan jabatan baru dengan kenaikan gaji pertahun menjadi Rp50.000.000. Jadi jika menggunakan rumus Gaji baru – gaji lama = Rp50.000.000 – Rp45.000.000 = Rp5.000.000.
Cara ini berlaku jika Anda mendapatkan bayaran per jam kerja. Maka yang dihitung adalah gaji per jam yang baru dikurang gaji per jam yang lama.
- Membagikan Selisih Gaji
Supaya jumlah yang dihitung sebelumnya menjadi persentase, langkah awalnya dengan menghitung sebagai desimal. Selisih yang didapatkan di langkah pertama dibagi dengan jumlah gaji yang lama.
Jadi, selisih angka Rp5.000.000 dibagi dengan angka Rp45.000.000. Jika dituliskan ulang menjadi Rp5.000.000 : Rp45.000.000 = 0,111. Angka ini juga berlaku untuk yang gajinya per jam dengan penyesuaian gaji per jamnya.
- Mengkali Desimal dengan 100
Untuk mengubah angka yang didapatkan di atas karena masih bentuk desimal maka bisa mengalikannya dengan 100. Penulisan lebih mudahnya yaitu 0,111 x 100 = 11,1%. Jadi jika merujuk kembali pada contoh gaji pada langkah pertama kenaikan Rp5.000.000 sama dengan 11,1%.
- Tunjangan Tambahan
Selain kenaikan gaji yang perlu dihitung persentasenya ada juga tambahan tunjangan. Beberapa contohnya adalah manfaat atau premi asuransi, bonus atau komisi, tabungan hari tua, dana pensiunan dan lainnya.
Jika ada penawaran kenaikan gaji dengan persentase tinggi mungkin di perusahaan lain coba lihat kembali apakah ada tunjangan yang jadi tambahan. Jumlah tunjangan ini nilainya bisa bermanfaat dalam jangka panjang.
Baca Juga: Inilah 3 Metode untuk Menghitung Pajak Gaji Karyawan
Inflasi dan Kenaikan Gaji
Jangan terlena dengan kenaikan gaji karena tak jarang kenaikan gaji ini diiringi dengan peningkatan harga barang dan jasa. Wajar jika gaji naik, di sisi lain kebutuhan hidup juga akan naik dimana orang akan cenderung belanja lebih sedikit ketika masa inflasi.
Cara menghitung persentase kenaikan gaji jika dikaitkan dengan inflasi bisa dilakukan dengan mengurangi persentase kenaikan gaji dengan angka inflasi. Penghitungannya tetap menggunakan angka pada contoh yang sudah dihitung di awal yakni kenaikan gaji 11,1%.
- Pengurangan dengan Angka Inflasi
Contohnya pada tahun 2022 mengalami kenaikan inflasi sebanyak 1,6%. Maka sudah jelas untuk menghitungnya 11,1% – 1,6% = 9,5%. Jadi disini Anda menghitung persentase kenaikan gaji dengan lebih sesuai realita yang terjadi di lapangan dimana ada kenaikan bahan pangan.
- Kaitan Inflasi dengan Daya Beli
Daya beli lebih merujuk terhadap biaya barang dan jasa setiap waktunya. Sebagai contoh mengambil lagi nominal gaji Rp50.000.000 setiap tahunnya, saat gaji meningkat dan angka inflasi 0% pada tahun yang sama, maka kenaikan gaji terbilang bersih.
Namun jika pada tahun berikutnya terjadi inflasi 1,6% namun gaji tidak mengalami kenaikan maka untuk membeli barang dan jasa yang sama butuh tambahan 1.6%. Penghitungan rincinya digambarkan dengan angka berikut:
0,016 x Rp50.000.000 = Rp800.000
- Menghitung Menggunakan Excel
Selain cara menghitung manual, perusahaan lebih banyak memanfaatkan aplikasi excel untuk penghitungan gaji. Akan lebih mudah jika penghitungan kenaikan gajinya meliputi keseluruhan termasuk uang lembur, iuran BPJS dan PPh 21.
Untuk penghitungannya bisa menggunakan rumus excel. Rumusnya bisa dipelajari dengan mudah dan perlu ketelitian supaya tidak salah dalam memasukkan setiap kolomnya dengan baik. Akan lebih mudah juga jika menambahkan warna sebagai penjelasan.
Penghitungan ini akan lebih efektif dan memakan waktu yang lebih sebentar dibandingkan dengan menghitungnya secara manual. Jadi akan lebih baik jika memilih memanfaatkan rumus excel dibandingkan cara manual di perusahaan karena jumlah karyawan yang banyak. Namun jika menghitung persentase kenaikan pribadi bisa menggunakan cara manual.
Jika digabungkan cara menghitung persentase gaji karyawan yang mengalami kenaikan ada delapan langkah. Jika hanya menghitung dengan angka cepat tanpa mempermasalahkan inflasi maka empat langkah sebelumnya sudah cukup.
Peraturan Menghitung persentase Kenaikan Gaji
Kenaikan gaji karyawan keputusannya ada ditangan perusahaan terhadap karyawannya masing-masing. Begitu juga dengan jumlah proporsi kenaikan gajinya berbeda sesuai dengan posisi dan juga pertimbangan lain, sebagai contoh suatu perusahaan menetapkan kenaikan gaji sebesar 5% tiap tahun bagi tiap karyawan.
Meski tidak ada peraturan untuk kenaikan gaji secara resmi dari pemerintah namun untuk memperkecil kemungkinan jenjang gaji berlebihan antara gaji tertinggi dan terendah maka perusahaan wajib punya struktur penggajian. Salah satu yang harus diperhatikan adalah kemampuan perusahaan itu sendiri.
Beberapa faktor yang bisa berpengaruh pada kenaikan gaji salah satunya peraturan pemerintah. Demi kelayakan hidup para karyawan secara merata di seluruh daerah, pemerintah mengumumkan upah minimum setiap tahunnya yang terus meningkat.
Upah minimum tiap daerah berbeda sesuai dengan penghitungan penghasilan masyarakat tiap daerah. Upah minimum ini menjadi batasan upah paling rendah dengan posisi terbawah dengan masa kerja kurang daris atu tahun.
Selanjutnya yang tak kalah penting adalah kemampuan finansial perusahaan yang ikut meningkat. Karena peningkatan itulah gaji karyawannya bisa mengalami kenaikan. Tentu tidak semua perusahaan punya kondisi finansial yang baik sehingga bisa menaikkan gaji secara berkala.
Karier, jabatan dan industri tertentu juga menjadi alasan kenaikan gaji. Semakin tinggi posisi seseorang sewajarnya gaji yang diterima lebih besar, itulah kenapa karyawan akan semangat jika mendapat promosi jabatan meskipun tanggung jawab juga akan bertambah.
Jika merujuk pada industri maka lebih kepada gaji rata-rata perusahaan tertentu dalam memberikan gaji pada karyawannya. Misalnya pekerjaan di bidang copywriter di Jakarta gaji rata-ratanya adalah Rp7.000.000.
Seiring dengan kenaikan struktur dan skala upah di posisi tersebut maka ada peluang perusahaan akan memberikan peningkatan gaji.
Itu dia cara menghitung persentase kenaikan gaji karyawan dan apa saja yang jadi faktor kenaikan gaji bisa didapatkan. Jangan lupa kenaikan gaji bisa saja dibarengi dengan inflasi atau tunjangan lain yang mungkin ikut bertambah jumlahnya.
Comments are closed.