Mahasiswa kedokteran wajib menjalani praktik langsung di rumah sakit untuk memperdalam ilmu kedokteran atau istilahnya menjadi ko-asisten. Nah, apakah koas digaji ketika masa pelatihan?
Tahapan untuk menjadi dokter di Indonesia cukup panjang yaitu 6-7 tahun dimulai dari masa perkuliahan, koas, internship, dan praktik dokter di rumah sakit. Nah, jika ingin tahu tugas dan lama pendidikan koas? simak pembahasan berikut.
Baca Juga: Apakah Internship Digaji Sama Seperti Dengan Karyawan Tetap? Simai Disini
Sekilas tentang Koas Kedokteran
Sebelum membahas gaji, mari kita ulik apa itu koas? Istilah koas atau co-assisten familiar di kalangan mahasiswa kedokteran. Selepas lulus dari perguruan tinggi dan meraih gelar sarjana, mereka belum bisa dikatakan sebagai dokter dan dilarang membuka praktik sendiri.
Sarjana kedokteran akan memasuki masa klinik untuk menjalani pendidikan dan pelatihan langsung di rumah sakit sebagai koas dan dokter muda magang.
Selama menempuh pendidikan, sarjana kedokteran tidak bertanggung jawab penuh dan belum dapat menentukan diagnosis penyakit pasien. Tugas koas sekadar membuat analisis berdasarkan keluhan dan menuliskannya di catatan sendiri, bukan di rekam medis pasien. Koas diawasi oleh dokter tetap yang lebih berpengalaman.
Nantinya, sarjana kedokteran akan diuji lebih dulu ketika masuk pendidikan klinik, sebelum bertemu langsung dan menangani pasien. Melalui tes tulis, praktikum, dan kemampuan klinis dasar. Apabila dinyatakan lulus maka bisa mengikuti pelatihan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan.
Walaupun belum mendapatkan predikat kompeten, tetapi seorang koas telah mengucapkan janji kepaniteraan untuk melakukan yang terbaik ketika menangani pasien.
Apakah Koas Digaji?
Menempuh pelatihan selama 2 tahun, apakah koas digaji? Jawabannya tidak. Ketika menjalani pendidikan, Anda tidak mendapatkan uang saku. Justru, sarjana kedokteran-lah yang harus membayar sejumlah biaya perkoas-an.
Berdasarkan pengalaman seorang dokter, melansir dari situs Koas-Koas Doctor, calon ko-asisten membutuhkan biaya sekitar Rp 100 jutaan untuk mengikuti masa klinik dan biasanya pembayaran bisa diangsur.
Selain biaya utama, koas diwajibkan memperhatikan pengeluaran tambahan untuk membeli printilan kedokteran seperti scrubs, sneli, dan uang untuk mencetak referat.
Nah, bagi yang tinggal jauh dari rumah, budget bisa bertambah besar yaitu untuk bayar kos, makan dan minum, serta transportasi. Sebenarnya, tugas ko-asisten ngapain aja sih? Cek pembahasan di bawah.
Tugas Koas Apa saja?
Seorang koas tidak memegang tugas yang berat dan memerlukan penanganan intensif. Melansir dari Kumparan, ko-asisten bertugas membantu dokter melakukan pekerjaan yang tergolong ringan. Misalnya, memeriksa, mencatat analisis, membaca hasil foto rontgen, dan mengecek kondisi pasien.
Umumnya, tugas koas bisa beragam tergantung stase atau bagian yang harus dilewati. Seperti membantu menulis diagnosis dan anamnesis, melakukan pemeriksaan singkat, mengunjungi pasien di bangsal, jaga malam, membuat laporan pagi, serta mengikuti operasi.
Namun, tugas utamanya adalah mengawasi sambil belajar di setiap stase. Koas akan dinilai berdasarkan kemampuan dan performanya selama mengikuti masa klinik.
Stase di rumah sakit meliputi poliklinik, obgyn, kebidanan, penyakit dalam, neuro, THT, forensik, anestesi, anak, kulit dan kelamin, psikiatri, gigi, mulut serta mata.
Baca Juga: Apakah Management Trainee Digaji Tinggi Sesuai UMR
Bedanya Koas dan Dokter Internship
Sama-sama memperdalam ilmu kedokteran langsung di rumah sakit. Koas dan internship memiliki perbedaan signifikan. Mulai dari definisi, tanggung jawab, dan masa pendidikan.
Intern merupakan seorang sarjana kedokteran yang sudah lulus koas dan meraih gelar dokter di depan namanya. Masa magang ini dijalani selama 1 tahun. Tugas dokter magang lebih banyak daripada koas dan diawasi oleh residen.
Sementara koas, merupakan sarjana kedokteran yang baru memasuki masa klinik untuk melanjutkan pendidikan dengan turun langsung ke lapangan dan tugasnya lebih ringan.
Dokter magang memiliki tanggung jawab sama dengan dokter umum yakni bisa melakukan diagnosis, anamnesis, dan pemeriksaan mendalam.
Selama menjalani pendidikan praktik, dokter magang diberikan uang untuk biaya hidup sebesar Rp2,5 jutaan, sedangkan koas tidak mendapatkan upah atau uang saku.
Apa Tahap Setelah Koas?
Setelah menjalani koas selama 2 tahun, sarjana kedokteran melanjutkan program internship di teaching hospital. Mereka resmi disebut dokter muda atau magang yang memiliki tugas sama dengan dokter umum.
Kemudian, mengikuti Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Kedokteran untuk mendapatkan STR yang digunakan sebagai izin praktek.
Jadi pertanyaan apakah koas digaji sudah terjawab bukan? Selama menjalani pendidikan langsung di rumah sakit, Anda tak diberikan bayaran. Sebaliknya, mahasiswa dibebankan biaya tambahan untuk keperluan praktik dan sebagainya.
Comments are closed.